SEOUL, KOMPAS - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (25/7) siang waktu setempat, mendapat penghargaan sebagai pemegang sabuk hitam (Dan Tertinggi) dalam olahraga beladiri Taekwondo. Penghargaan diberikan oleh Presiden Federasi Dunia Taekwondo (World Taekwondo Federation/WTF), Jeong Won Choue di loby Gedung Peace Hall, Universitas Kyung Hee, Seoul, Korsel.
Gelar “Dan ke-9” merupakan tingkatan tertinggi yang paling diidam-idamkan kalangan olahragawan beladiri asal Korsel tersebut.
Selain didampingi Ibu Negara Ny Ani Bambang Yudhoyono, hadir dalam pemberian gelar ini sejumlah anggota rombongan Presiden Yudhoyono yang mengikuti kunjungan kenegaraan. Mereka di antaranya Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Rita Subowo dan Ketua Umum Taekwondo Indonesia Letjen (TNI) Erwin Sudjono.
Sebagai tanda sahnya pemberian penghargaan itu, Jeong Won Choue langsung mengenakan Tobok (pakaian Taekwondo) dan pelilitan sabuk hitam, serta pemberian sertifikat Dan Tertinggi Taekwondo. Seusai pemberian gelar tersebut, Presiden Yudhoyono memberikan pidato yang intinya mengucapkan terima kasihnya atas pemberian penghargaan tersebut. Selanjutnya, Presiden bersama rombongan disuguhkan pertunjukan menarik para taekwondo dari mahasiswa Universitas Kyung Hee.
Menurut Presiden Yudhoyono, pemberian penghargaan sabuk hitam taekwondo itu bukan hanya memperat hubungan kedua negara dan pemerintahan, akan tetapi juga mempererat hubungan kedua bangsa.
Presiden WTF Jeong Won Choue menyatakan, pemberian itu sebagai symbol eratnya hubungan kerjasama dan penghargaan atas dukungan Presiden Yudhoyono di bidang olahraga beladiri taekwondo.
Erwin Sudjono yang dimintai pendapatnya oleh wartawan, seusai pemberian penghargaan tersebut, menyatakan pemberian penghargaan tersebut akan mendorong kemajuan olahraga beladiri taekwondo. Erwin yang juga adik ipar Presiden Yudhoyono menyatakan pemberian itu bisa disebutkan sebagai penghargaan historis mengingat peranan mertuanya, almarhum Sarwo Edhie Wibowo, yang pernah memopulerkan olahraga tersebut di Indonesia saat menjadi Duta Besar Berkuasa Penuh untuk Republik Korsel tahun 1971.